1. Pemakaman Adat Toraja
Masyarakat Toraja menganggap upacara
pemakaman sebagai ritual yang paling penting dan berbiaya mahal.
Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya
akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang
berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang
bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama
beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya
disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat
pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai
perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan.
Musik
suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan
ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu
tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas
rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru
digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun
sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang
ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk mencukupi biaya
pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang
datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap
menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan
itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah
tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai
upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan
ke Puya.
2. Ngaben
Merupakan upacara pembakaran jenazah
atau kremasi umat Hindu di Bali, Indonesia. Acara Ngaben menjadi
suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan
mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang
ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada
airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan
menjalani reinkarnasi atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha.
Puncak acara Ngaben adalah pembakaran
keluruhan struktur (Lembu atau vihara yang terbuat dari kayu dan
kertas), berserta dengan jenasah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh
dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.
3. Trunyan
Terunyan merupakan sebuah desa yang berada
di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Di daerah ini
terdapat adat pemakaman yang cukup unik.
Warga yang telah meninggal jenazahnya dimakamkan di atas batu besar
yang memiliki cekungan 7 buah. Jenazah hanya dipagari bambu anyam
secukupnya. Uniknya setelah berhari-hari walaupun tidak dibalsem,
jenazah tersebut tidak menyebarkan bau busuk.
Adat Desa Terunyan mengatur cara
menguburkan mayat bagi warganya. Anda akan jumpai tiga kuburan (sema)
yang diperuntukan bagi tiga jenis kematian yang berbeda. Jika salah
seorang warga Terunyan meninggal secara wajar, mayatnya akan ditutupi
kain putih, diupacarai, kemudian diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon
besar bernama Taru Menyan, di sebuah lokasi bernama Sema Wayah. Tapi, apabila penyebab kematiannya tidak wajar, seperti karena
kecelakaan, bunuh diri, atau dibunuh orang, mayatnya akan diletakan di
lokasi yang bernama Sema Bantas. Sedangkan untuk mengubur bayi dan anak kecil, atau warga yang sudah dewasa tetapi belum menikah, akan diletakan di Sema Muda.
4. Mumifikasi Suku Asmat
Mumi merupakan sebuah mayat yang diawetkan. Disebabkan perlindungan dari
dekomposisi oleh cara alami atau buatan, sehingga bentuk awalnya tetap
terjaga. Ini bisa dicapai dengan menaruh tubuh tersebut di tempat yang
sangat kering atau sangat dingin, atau ketiadaan oksigen, atau
penggunaan bahan kimiawi.
Mumi paling terkenal adalah mumi yang
dibalsam dengan tujuan pengawetan tertentu, terutama dalam Mesir kuno.
Di Indonesia praktik ini juga ternyata pernah diterapkan dalam
kebudayaan dan sejarah
Papua. Adanya praktik mumifikasi pada suku Asmat biasanya hanya
dilakukan kepada kepala suku atau komandan perang yang dimumikan dengan
bahan-bahan tradisional untuk memuliakan kepentingan sejarah dan religi
mereka. Ada 3 mumi di sini; Mumi Aikima di
Aikima, Mumi Jiwika di Jiwika dan Mumi Purno di Asologaima. Ketiga mumi
ini berada di Wamena.
5. Tradisi Pemakaman Adat Sumba
Bagi rakyat Sumba, ritual pemakaman
menjadi salah satu acara adat yang sangat esensial. Sebelum
dikuburkan, jenazah disemayamkan di rumah adat. Jenazah disemayamkan
berbalut kain tenun ikat. Di depan pelataran rumah adat, terdapat
seperangkat alat musik tradisional. Sebuah tambur dari kulit sapi, juga
gong dengan berbagai ukuran. Para pelayat wanita dipersilakan masuk ke
dalam rumah adat, sambil diiringi musik. Mereka duduk melingkar, dan
menangisi mendiang. Terkadang di sela-sela tangisannya mereka juga
merintih pedih. Sambil menangis, mereka juga menyelipkan pesan-pesan
kepada mendiang agar menjaga keluarga mereka yang sudah lebih dulu
meninggal. Setiap keluarga akan mendatangi rumah adat, dan bergantian
menangisi mendiang. Setiap keluarga yang datang melayat diwajibkan
membawa hewan ternak atau tenun ikat sebagai persembahan dan simbol
persaudaraan.
6. Tradisi Penguburan Suku Dayak
Tradisi penguburan dan upacara adat
kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem
penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di
Kalimantan. Penguburan sekunder tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu
Sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau,
Kalimantan Timur, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan
peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan
menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam
bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit.
Dalam masyarakat Dayak Ngaju mengenal tiga cara penguburan, yaitu:
dikubur dalam tanah, diletakkan di pohon besar dan dikremasi dalam
upacara tiwah. Tiwah sendiri adalah prosesi penguburan sekunder pada
penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam
kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah
penguburan pertama di dalam tanah. Ijambe adalah prosesi penguburan
sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan
ditempatkan dalam satu wadah.
Ingin berkunjung? Silahkan dibooking tiketnya di bawah sini:
SRIKANDI TOUR AND TRAVEL; cheaper, faster
Revio Building Lt. 2
Jl. Kaliwaron 58-60 Surabaya 60285
Phone: 082141606278
BB : 29F6B6B4
Ready Pesawat Dan Kereta Api
Lebih rinci soal paket tour, bisa di contact di atas!
Ingin info, gambar, video unik dan menarik plus tips-tips
tentang travelling?
Follow Yuk :
@travelkeren
: @singaporeyuk
: @thailandyuk
: @BaliYuk
Page Facebook: : Srikandi
Tour And Travel
:
yukkesingapore
:
yukkethailand
Group :
Travell Keren
Rujukan:http://uniknya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar