Seperti nyadran (ziarah kubur), padusan (membersihkan diri dengan cara mandi di pemandian umum atau sendang), dan megengan (selamatan).
Tanda megengan ialah dengan mengadakan kenduri (selamatan) warga desa untuk 'mapag tanggal' (menyambut bulan suci Ramadan).
Warga Sawahan masih memegang tradisi ini. Suryani, salah seorang warga sekitar, mengatakan bahwa biasanya warga datang di balai desa dengan membawa 'ambengan', berupa nasi beserta kelengkapan lauknya.
Umumnya nasi gurih, ingkung (ayam utuh) yang dibakar. Ada juga yang berupa kue tradisional seperti apem yang terbuat dari tebung beras, carabikang, kueku, pukis, dan lain sebagainya.
"Kemudian setelah didoakan, mengengan akan dibagikan kembali pada warga untuk dimakan beramai-ramai," kata Suryani.
Dijelaskan bahwa pelaksanaan megengan tidak bisa ditunda, walaupun menjelang puasa sejumlah bahan pokok harganya melambung. Untuk menyiasati, warga membuat megengan dengan menu sederhana seperti seekor ayam diganti dengan telur ditambah tempe dan tahu bacem.
Menututnya yang penting makna dari tradisinya bukan tergantung lauknya apa.
Pengen ke Solo, Jogja, Borobudur, Perambanan dan seterusnya? Dapatkan tiket termurahnya di Srikandi:
SRIKANDI TOUR AND TRAVEL; cheaper, faster
Revio Building Lt. 2
Jl. Kaliwaron 58-60 Surabaya 60285
Phone: 082141606278
BB : 29F6B6B4
Ready Pesawat Dan Kereta Api
Lebih rinci soal paket tour, bisa di contact di atas!
Ingin info, gambar, video unik dan menarik plus tips-tips
tentang travelling?
Follow Yuk :
@travelkeren
: @singaporeyuk
: @thailandyuk
: @BaliYuk
Page Facebook: : Srikandi
Tour And Travel
:
yukkesingapore
:
yukkethailand
Group :
Travell Keren
Rujukan:http://jogja.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar